Eh, seru banget lihat foto anak-anak tertawa lepas apalagi yang itu tuh yang pakai baju belang-belang sebelah yang pegang gitar. Kayak nggak ada beban hidup gitu di pundaknya. Eh, belum mungkin ya karena masih kecil juga. Tapi kok yang sebelahnya megang-megang kepala kayak yang pusing? Mikirin apa ya kira-kira? Mungkin kepikiran sama pertanyaan di atas tadi.
Hmmm, what do you think?
A straightforward question yet hard to be answered. Right? Perhaps it is because we are unfamiliar and have no idea with the measure of happiness, and we live in a world that cries out discontent.
There will always less ideal in our lives.
When we have something new, as if you just bought a new smartphone, but kept wanting to have a PS5. Even you have been hired with an excellent job, but still, considering your desire, you also want to get another expensive car.
Kalau kita sederhanakan, memang keinginan-keinginan tersebut membawa kebahagiaan namun sifatnya hanya sementara, bukan dalam jangka waktu yang panjang.
Justru, merasa cukup itu adalah kekayaan yang sebetulnya. Kalau kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki, itu sama saja kita sudah kaya. Tidak banyak hal yang kita inginkan dan hal tersebut membebaskan kita dari rasa ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh keinginan yang cenderung tidak berkesudahan. Dikutip dari salah satu artikel karya kinetics.46.life, Rasulullah SAW pernah mengonsepkan suatu kekayaan dengan bijak bahwa "Kekayaan bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kekayaan adalah hati yang selalu merasa cukup." (HR Bukhari).
Of course, there is nothing wrong with having dreams. But successfully attaining dreams--for me personally, ain't a measure of happiness. Somehow, after taking one dream, ere we realize a new one would appear. That's it, it is never over.
Eittss tenang dong, I am not judging anybody. I'm just telling you about my past.
I always thought HOW TO BE HAPPY--perhaps the influence of all the literature and recordings of many speakers I have watched most of the time. I then grew up thinking that being happy was the purpose of life.
But, IS BEING HAPPY THE ANSWER? I do not know. I feel much more enough when I stop thinking about 'how to be happy' or 'if I was happy enough with this'. Things change when I no longer care about them, as long as I'm totally at peace with myself and can say enough.
The sense of contentment that comes not from how much we have but it comes from gratitude.
Bersyukur itu merupakan sebuah keputusan yang dibentuk secara sadar oleh diri kita sendiri. Btw, tulisan ini sekedar refleksi diri ya--bukan berarti I'm trying to lecture you, just a reminder for me either.
I certainly understand, bahwa setiap orang pasti berada di posisi dan situasi yang jelas berbeda dan mungkin bagi sebagian orang tidak mudah bisa bersyukur dengan apa yang ada saat ini.
Namun, once again, i believe that bahwa bersyukur merupakan sebuah keputusan. It comes not from those successes ataupun pencapain, apalagi dari materi-materi yang kita miliki. Rasa syukur itu ada di dalam hati kita sendiri-- and we would never find it should we didn't intensively decide to being grateful.
Instead of searching, realize that it is in your heart right now.
It takes a moment supaya kita bisa memperoleh kebijaksanaan untuk menghargai apa yang ada dan mampu menemukan rasa cukup dalam diri sendiri bahkan dari hal-hal yang selama ini tampak begitu sederhana.
Believe it or not, begitu banyak sebetulnya waktu yang kita habiskan untuk memikirkan apa yang kurang, apa yang salah, kalau saja aku bisa ...., if i had times i would..., sampai-sampai waktu untuk mensyukuri apa yang kita miliki selama ini pun lenyap.
Sebenarnya mudah untuk merasa bersyukur saat semuanya fits on your hand, but good can be found even in the midst of worst-case. It's all about perspective. Di samping itu pula, syukur adalah menerima apa adanya serta merasa sudah cukup dengan apa yang kita miliki. Manusia yang mengedepankan sikap syukur senantiasa bahagia karena berlimpah nikmat dan InsyaAllah kenikmatan itu nanti Allah tambahkan untukmu.
Bukan rasa bahagia yang membuat kita perlu bersyukur, namun rasa syukurlah yang membuat kita bahagia--Kata Kang Usman mah gitu.
TGIF, jangan lupa bahagia 😉