It's Okay To Not be Always Okay; We are Only Human

By Farah Mayu - March 29, 2021

Photo by Artem Podrez from Pexels

How do we respond to the question "How are you?" with a simple. "I'm fine," or even "Not great but I know this too shall pass--so I'm okay." 

But are you really? Serius kamu nggak apa-apa? 

I know that right now things seem chaotic. Your school isn't your favorite, your job is painful, your anxiety is eating you up, and even your bank account looks scary out of money. There's much on your plate right now.

Atau justru yang sedang kamu alami saat ini jauh lebih sulit hingga akhirnya kita sulit untuk mengungkapkannya. But I believe, kamu sudah bekerja sangat keras, sudah berjuang dengan sekuat tenaga. Kamu sudah menyelesaikan banyak hal keren kok. Dan setiap orang punya masalahnya sendiri-sendiri, have their own issues to work through, dan seringkali banyak hal nggak sesuai dengan apa yang kita mau yang mana bikin kita not okay.

Meskipun sometimes an unexpected challenge or an obstacle bisa saja datang menghampiri kamu, dan kamu pun merasa kesulitan untuk menyelesaikannya, khawatir, takut, nggak tahu harus ngapain lagi. Dan seringkali, you just have nothing. Nggak ada motivasi, nggak ada semangat, and no creativity. Tiba-tiba, you're being plagued with self-doubt. Oh myy, that's a jackpot:')

Kamu pikir kamu harus kuat setiap saat.

Kamu pikir kamu nggak boleh nangis, to admit that you're not okay.

Inilah hal yang nggak kita sadari, kita selalu dituntut untuk selalu baik-baik saja. Tapi ini bukan perihal siapa yang meminta, tapi kita sendiri yang sering menghakimi dan akhirnya kitalah yang menuntut, memaksa diri untuk kuat dan tegar. Harus siap mental, harus siap raga, harus siap materil, harus tahan banting, harus bisa menghadapi segala situasi dan kondisi, harus bisa a b c d e f g, dst. Gitu aja terus nggak ada beresnya.

Why?

Kenapa kita harus merasa kuat setiap saat? Pura-pura tegar? Why do we feel guilty when taking a time-out? I was overwhelmed with such guilt. Bagaimana bisa aku cuma duduk sambil nangis and feel sorry for myself, when I have plenty to be grateful for?

Remember, we have Allah. And seeking for His help is the best way ever we must do since the beginning. It's okay to be vulnerable especially when we are praying, when we are seeking His refuges.

It's okay to say that you're not okay. By that means your feelings and emotions are valid, no matter what they are.

Sometimes kita perlu expressing our emotions since it's never a bad thing, and if you're not okay, it's okay to say so.

I mean like, come on, we're only human. We couldn't do every single thing strongly without feeling exhausted and some hard times wishing death comes to us.

Even, we can look into the Qur'an and take a lesson through The story of Maryam (as) that she was alone gave birth, under a palm tree and close to a small stream. [QS. Maryam : 23-26]


فَأَجَآءَهَا ٱلْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ قَالَتْ يَـٰلَيْتَنِى مِتُّ قَبْلَ هَـٰذَا وَكُنتُ نَسْيًۭا مَّنسِيًّۭا

"Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, 'Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan'."

Menurut tafsir as-Sa'di/ Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di. Beliau menafsirkan; Maryam merasakan rasa sakit melahirkan, rasa lapar tidak ada makanan dan minuman, ditambah rasa sakit hatinya terhadap kata-kata dan tuduhan manusia terhadapnya serta khawatir tidak mampu bersabar, akhirnya Maryam mengucapkan kata-kata di atas.

Ucapan pengandaian di atas didasari terhadap hal yang dikhawatirkannya itu, namun sesungguhnya pengandaian ini tidak ada kebaikan dan maslahatnya, bahkan kebaikkan dan maslahat terdapat pada takdir yang akan terjadi itu. Ketika itulah, malaikat menentramkan hatinya, menenangkan kegelsahannya dan memanggilnya dari tempat yang rendah sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya.

فَنَادَىٰهَا مِن تَحْتِهَآ أَلَّا تَحْزَنِى قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّۭا

"Maka dia(Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, 'Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu'." 


Ini merupakan suatu rahmat bagi Maryam karena di tempat itu awalnya kering, nggak ada air mengalir sama sekali, tetapi kemudian terdapat air yang bersih. Maha suci Allah dengan segala kemurahan hatiNya.

Coba deh, nggak kebayangkan bagaimana beratnya Maryam menghadapinya. Dia dikucilkan, dicaci maki, juga melahirkan seorang bayi sendirian-- pengalaman yang sangat menyakitkan dan ujian luar biasa yang pernah manusia alami. at this point, her pain was so great that she wished she had died instead of experiencing it.


Lesson from the story of Maryam's (as) childbirth is that our tests could be our blessings, and we should trust in the ultimate goodness of whatever Allah sends us.


Sebab kita nggak pernah tahu kenapa Allah memberikan ujian-ujian tertentu untuk kita--tapi yang kita tahu bahwa semua itu tentu saja baik untuk kita.

Di setiap ujian itu selalu ada hikmah meskipun terkadang kita menyadarinya sedikit terlambat, it's just about time. Tetapi saat kita berada di tengah-tengah ujian, selama kita menjalaninya, itu adalah bagian dari rasa percaya kita terhadap Allah bahwa akan selalu ada hikmah yang bisa kita ambil setelahnya.

So...

Some lessons we can get through the story of Maryam (as), which are:

  1. The story of Maryam's (as) birth teaches us to trust in Allah's plan every time we make a du'a, because He will answer it better than we can ever imagine.
  2. This teaches us to trust that Allah will provide for us, because He can open doors we didn't even know existed.
  3. The story of Isa's (as) creation reminds us that Allah is truly Capable of anything, however impossible it may seem to us.
  4. It teaches us that our tests could be our blessings, and we should trust in the ultimate goodness of whatever Allah sends us.
  5. The story of Maryam (as) is ultimately a lesson about trusting and relying on Allah to protect us in every way.

By that...
Photo by Eva Elijas from Pexels
It is okay to feel scared. It is okay to feel pain. It is okay to feel exhausted. It is okay to feel uncertain. It is okay to feel grief. It is okay to feel lonely. And it is okay to not be always okay. 

Folks, catch my words. 

All of these will pass. Yes! It is impermanent. Remember that Allah will never leave yourside in whatsoever situations and conditions as He is The most Gracious and The most Merciful

JANGAN LUPA BAHAGIA!😄

  • Share:

You Might Also Like

0 comments